Selamat Datang

Anda telah berlabuh di tempat yang tepat. menambah wawasan, menambah teman, menambah persaudaraan

Kamis, 10 September 2009

Legowo...

kamis, 10 september 2009. hari yang panas. matahari menyengat dengan kejam. ngantuk. padahal harus ngajar anak-anak sampai jam 11.30. terpaksa sekali anak-anak saya suruh mengerjakan LKS. tambah ngantuk pak. 'teriak' anak-anak. 'sudah kerjakan saja'. jawabku dengan mata yang sangat berat untuk dapat dibuka.
jam dinding menunjukkan pukul 10.30. sayup-sayup dari ruang kelas sebelah terdengar bacaan surat Al-'Ashr. tanda kalau pelajaran berakhir dan siswa diperbolehkan pulang. saya keluar dan menanyakan kepada guru yang memulangkan lebih awal. 'kok sudah pulang bu, kenapa'. katanya pak Tofa sampai jam 10.30 saja. sontak dadaku bergemuruh. ada rasa jengkel dan kesal menyusup di sendi kemarahanku. dalam hati kecil berkata 'kenapa tidak tanya dulu pada saya, saya kan waka kurikulum'. saya pun terdiam. diam dalam marah. tapi alhamdulillah bisa saya tahan dengan tidak menanyakan kepada sang pembuat keputusan.
dalam hati saya berbicara sendiri. tidak biasanya orang-orang berbuat demikian. memulangkan anak-anak tanpa konfirmasi dengan saya. pasti telah terjadi sesuatu. pasti, tidak mungkin tidak. oatakku berputar. memori dalam kepala mencoba membongkar berbagai kejadian yang sudah terjadi beberapa waktu yang lampau. ketemu. ya ketemu. aku yakin itulah penyebabnya. karena perubahan itu sangat aku rasakan pasca kejadian itu. bahkan ada yang bilang kalau aku ini seperti kepala sekolah saja. omongannya terlalu melangit, tidak membumi. kurang santun dan menyakiti orang-orang yang tersinggung dalam kata yang ku-ucapkan.
siang itu. jelang kenaikan kelas terjadi diskusi yang amat panjang dan mampu memanaskan suasana yang memang sudah panas dalam sebuah rapat dewan guru. inti dari rapat itu adalah menaikkan atau tidak siswa-siswa yang bermasalah, baik tingkat kealpaannya maupun sopan santun, tingkah laku dan tindak tanduknya terhadap guru.
seperti rapat-rapat sebelumnya, pendapat pak Tofa tidak pernah berubah, 'bagi saya nilai itu nomor dua, yang penting adalah akhlaknya' titik. tidak bisa berubah. dewan guru yang lain mulai mengemukakan pendapatnya masing-masing. wali kelas menyusul kemudian. membeber berbagai data siswa baik nilai maupun akhlak siswa dari laporan beberapa guru maupun yang dijumpai oleh wali kelas itu sendiri. akhirnya 'perdebatan' itu mengerucutkan tiga nama, kurnia, prasetyo dan ardinata. ardinata selamat, tidak ada yang berkeberatan kalau dia naik kelas meskipun alfanya diluar ambang batas. tinggal kurnia dan prasetyo.
panas, panas sekali perdebatan itu. sampai-sampai emosi beberapa guru meluap-luap dan hampir saja memuntahkan lahar panas. tentu saja perdebatan itu seputar dukung menolak jika dua anak tersebut dinaikkan. yang palin 'sebel' adalah guru yang tidak pernah berineraksi dengan sang anak ikut-ikutan menolak dinaikkan. padahal ia sama sekali tak pernah bersentuhan dengannya. bagaimana bisa. itu namanya terbawa opini. norok bontek kata orang madura.
pak Lah akhirnya angkat bicara. suaranya yang agak gemetar karena hampir saja ia menangis mulai menyampaikan kritik-kritik tajam terhadap teman sejawatnya. dewan guru. 'kita ini dari tadi mulai awal hingga akhir hanya membahas kenakalan anak, kita hanya fokus pada anak. kita tidak pernah melihat diri kita secara jeli dan terperinci. kalau kita mengatakan bahwa anak yang tidak masuk tanpa ijin dijadikan alasan untuk ia tidak dinaikkan. maukah guru-guru semua diaudit. berapa kali bapak ibu guru tidak masuk tanpa ijin, tanpa tugas dan lebih mementingkan agenda pribadi. berapa kali. kalau mau diaudit silakan. terus kalau kita berbuat seperti itu bukankan kita juga melakukan 'kenakalan', 'kenakalan guru'.
suasana menjadi hening. aku tidak tahu. heningnya karena mendengar penjelasanku atau menahan marah karena mendapat kritikan tajam, pedas dan menyayat-sayat ulu hati. aku tidak tahu. aku teruskan saja mengeluarkan apa yang ada dalam hatiku. kukeluarkan semua sampai akhirnya aku lega. lega hatiku. tapi ternyata kelegaanku tidak selega efek yang ditimbulkannya. ketika rapat telah usai beberapa menit, hp-ku berbunyi sms, 'terima kasih atas kritikannya yang pedas, tapi alangkah lebih bijaksana jika hal itu disampaikan langsung ke saya'. saya tersenyum. kemudian saya tunjukkan ke kepala sekolah. beliau juga tersenyum. penuh makna tapi aku tak tahu apa artinya.
sebelumnya aku sudah merasa sangat yakin bahwa rapat siang itu akan berdampak besar ke depannya. dan ternyata dugaanku tidak meleset alias benar. beberapa guru yang sebelumnya enjoy saja jika sedang ngobrol mulai mengirit percakapan. jika saya sedang 'melucu', yang awalnya sering tertawa, sekarang tidak lagi. macam-macam pokoknya. intinya apa yang saya sampaikan seharusnya disampaikan kepala sekolah. buka saya yang hanya waka kurikulum.
aku pun mencoba membuktikannya dengan menanyakan langsung ke pak Tofa bagaimana rapat siang tadi. jawabannya sesuai dengan dugaanku. ada hal yang kurang tepat yang sudah saya sampaikan. tapi ya gimana lagi, ucapannya sudah keluar. 'guru-guru yang bertugas menangani siswa bermasalah cara menanganinya itu seperti dengan musuh'. sangat kasar. sekali lagi sangat kasar apa yang sudah aku katakan. ya Allah ampunilah aku jika apa yang kusampaikan menyakiti hati teman-temanku. bukakan lah pintu maaf mereka untukku.
saat tulisan ini aku buat pun, rasa penyesalan itu masih ada saat kurasakan dampaknya. tapi tak apa-lah. aku berusaha untuk legowo. berlapang dada. jika mereka tidak 'menghargai' aku lagi tak mengapa. toh pengharhaan yang mereka berikan bukan karena ketakwaanku. tapi karena selama ini aku mampu berinteraksi dengan siapa saja tanpa ada masalah.
Ya Allah...lapangkanlah hati hamba. hilangkanlah perasaan dengki dan marah saya jika ada hal yang tidak hamba senangi muncul secara tiba-tiba. jadikanlah hamba sebagai abdi-Mu yang hanya mengharap penghargaan dari-Mu. keridhaan-Mu yang hamba cari, bukan keridhaan manusia. karena penghargaan yang diberikan oleh manusia kebanyakannya bukan menghargai orangnya, tapi jabatan yang ia sandang. jika jabatan dan kedudukan itu hilang, samalah sikapnya dengan mereka yang tidak punya jabatan apa-apa. terima kasih ya Allah.....
MELEGOWOKAN HATI TERHADAP KRITIK BUKANLAH HAL YANG MUDAH JIKA TIDAK DILATIH SEJAK DINI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar